Museum Affandi terbagi menjadi 3 (tiga) galeri. Masing-masing galeri memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda-beda. Anda pun akan merasakan perbedaannya ketika memasuki masing-masing galeri tersebut. GALERI I
Lukisan yang berada di galeri ini terdiri dari lukisan sketsa, lukisan dengan menggunakan cat air, pastel, cat minyak pada kanvas, dan beberapa hasil reproduksi. Disini Anda akan mengetahui bagaimana Affandi mahir dalam menggunakan beberapa media kanvas dan Anda dapat membedakan bagaimana melukis dengan media serta alat yang berbeda. GALERI II
GALERI III
Lantai pertama digunakan untuk pameran sementara dari pelukis lokal maupun mancanegara. Tempat ini juga digunakan untuk sanggar melukis anak-anak yang bernama "Sanggar Gajahwong", dimana anak-anak belajar menuangkan kreativitasnya dengan melukis. Lantai kedua digunakan untuk tempat restorasi. Dan basement digunakan untuk menyimpan berbagai koleksi lukisan yang lain. Di sebelah galeri ini terdapat menara. Anda dapat menaikinya dan menikmati angin segar disana. Anda juga dapat melihat beberapa bagian museum, jalan raya, dan sungai Gajahwong dari sudut pandang menara ini. Sangat indah. Sumber:www.affandi.org | ||||||
Kamis, 23 Oktober 2008
Sang maestro indonesia
MATINYA SEORANG PHOTOGRAPHER
Pada suatu sore dalam perjalanan menuju toko kamera, aku bertemu Vicky salah seorang rekan dan sesama photographer.
Kami terbiasa bekerja sama dalam suatu pemotretan upacara pernikahan dan umumnya order foto pernikahan yang sering kami terima adalah keluarga pejabat atau petinggi negara, dan biasanya pekerjaan tersebut berdatangan dari mulut ke mulut atau berdasarkan referensi satu kepada yang lain.
Kami berdua merasa luar biasa dapat bertemu kembali setelah lebih dari 4 tahun tidak saling berhubungan dan bertemu secara tatap mata.
Berbicara tentang masa lalu dan bisnis photografi yang kami geluti dan dia gembira karena aku masih tetap di bisnis fotografi.
Sedang dia sendiri sudah lama tidak di bisnis ini lagi karena telah mati usahanya dan mengalami kebangkrutan.
Banyaknya saingan dan pendatang baru sejak era digital dimulai.
Sekarang semua orang dapat memotret tanpa khawatir under atau over atau bahkan dengan pencahayaan yang buruk sekalipun.
Foto yang jelek sekarang bisa dimanipulasi pada photoshop atau perangkat lunak pengedit gambar lainnya.
Mulai dari sekarang mereka yang benar benar berprofesi sebagai fotografer harus bersaing dengan mereka yang menguasai photoshop yang dapat merubah gambar biasa menjadi luar biasa dan lebih indah. Membuat foto yang baik atau buruk bukan lagi menjadi masalah. Suatu berita buruk bagi fotografer yang dapat membuat foto foto bagus tapi tidak dapat bekerja di photoshop.
Beberapa fotografer terkenal yang teman ku kenal, juga mengalami situasi yang sama dan menghadapi persoalan yang sama, beberapa dapat bertahan namun beberapa orang akhirnya banting setir dan mencari nafkah dari usaha yang lain. Beberapa bergabung dengan lembaga atau perusahaan dan bekerja sama menjadi pengajar atau pelatih fotografi dan menjadi ikon simbol marketing untuk beberapa kamera dan perlengkapannya.
Lalu bagaimana dengan diriku?
Masalah dan kesulitan juga menghampiriku, mungkin 2 hingga 3 kali aku jatuh bangun dengan usaha fotografiku, tapi akhirnya aku bisa bertahan dan kembali berbisnis. Aku tetap mendapat pekerjaan foto foto komersil, murid murid yang belajar fotografi tetap berdatangan, pekerjaan pekerjaan foto dari teman teman lama ternyata masih tetap selalu ada
Satu satu nya alasan mengapa aku harus bertahan dalam situasi ini adalah karena aku tidak ingin memilih pekerjaan lain untuk mencari penghasilan.
Beberapa upaya yang kulakukan untuk bertahan dalam usaha ini adalah:
1. Belajar lebih dalam tentang fotografi digital dan mengikuti perkembangan peralatan baru fotografi
2. Belajar bagaimana bekerja mengolah foto dengan photoshop
3. Belajar bagaimana membuat album digital
4. Menjaga dan mempertahankan hubungan yang baik dengan klien klien lama, teman teman, jejaring (networking) dan khususnya dengan mereka yang menjadikan aku sebagai stakeholder (orang yang diandalkan) mereka.
5. Tetap mempromosikan diri sebagai fotografer yang dapat diandalkan.
6. Mempertahankan Originalitas dan Kualitas foto itu sendiri, jadi membuat foto langsung dengan sebaik mungkin dan sesedikit mungkin melakukan olah digital sehingga foto tetap indah dan baik dan tidak tampak terlalu dirubah rubah.
Semua hal diatas kulakukan untuk bertahan dan ternyata upaya tersebut berhasil, namun pada akhirnya aku percaya bahwa semua usaha itu hanyalah membantu sebesar 25% saja, sedangkan selebihnya yang 75% adalah faktor keberuntungan yang berasal dari Yang Maha Kuasa. Terimakasih kepada Yang Maha Kuasa, terimakasih kepada semua teman temanku dan juga semua klien yang tetap mencantumkan aku dalam daftar fotografer pilihan mereka.
Sumber:http://indophoto.multiply.com/journal
Salam
Salam
Anthony
Langganan:
Postingan (Atom)